Kita menemukan berbagai tafsiran dari para ahli
tentang masa remaja :
§ Freud menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa mencari hidup seksual yang
mempunyai bentuk yang definitif.Charlotte Buhler menafsirkan masa remaja
sebagai masa kebutuhan isi-mengisi.Spranger memberikan tafsiran masa remaja
sebagai masa pertumbuhan dengan perubahan struktur kejiwaan yang fundamental.
§ Hofmann menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa pembentukan sikap-sikap
terhadap segala sesuatu yang dialami individu.
§ G. Stanley Hall menafsirkan masa remaja sebagai masa storm and drang (badai
dan topan).
Para ahli umumnya sepakat bahwa rentangan masa remaja
berlangsung dari usia 11-13 tahun sampai dengan 18-20 th (Abin Syamsuddin,
2003). Pada rentangan periode ini terdapat beberapa indikator perbedaan yang
signifikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu, para
ahli mengklasikasikan masa remaja ini ke dalam dua bagian yaitu: (1) remaja
awal (11-13 th s.d. 14-15 th); dan (2) remaja akhir (14-16 th s.d.18-20 th).
Masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan,
baik secara fisik maupun psikis, yang mungkin saja dapat menimbulkan problema
atau masalah tertentu bagi si remaja. pabila tidak disertai dengan upaya
pemahaman diri dan pengarahan diri secara tepat, bahkan dapat menjurus pada
berbagai tindakan kenakalan remaja dan kriminal. Permasalahan yang mungkin
timbul pada masa remaja diantaranya :
Problema berkaitan dengan
perkembangan fisik dan motorik.
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan
fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal
yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya
(ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga,
perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada
masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh
norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
Problema berkaitan dengan
perkembangan kognitif dan bahasa.
Pada masa remaja awal ditandai dengan perkembangan
kemampuan intelektual yang pesat. Namun ketika, si remaja tidak mendapatkan
kesempatan pengembangan kemampuan intelektual, terutama melalui pendidikan di
sekolah, maka boleh jadi potensi intelektualnya tidak akan berkembang optimal.
Begitu juga masa remaja, terutama remaja awal merupakan masa terbaik untuk
mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun dikarenakan keterbatasan kesempatan
dan sarana dan pra sarana, menyebabkan si remaja kesulitan untuk menguasai
bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi sekarang ini,
penguasaan bahasa asing merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan
hidup dan karier seseorang. Namun dengan adanya hambatan dalam pengembangan
ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan sedikit-banyak berpengaruh
terhadap kesuksesan hidup dan kariernya. Terhambatnya perkembangan kognitif dan
bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek
perilaku dan kepribadian lainnya.
Problema berkaitan dengan perkembangan
perilaku sosial, moralitas dan keagamaan.
Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan
sosial), yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di
lingkungan kelompok sebayanya (peer group). Penolakan dari peer group dapat
menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia sebagai isolated dan
merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan
sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki
kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi
dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa
lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja,
khususnya remaja awal akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu
sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan dapat menentukan
pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua,
terutama secara ekonomis. Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan
sosial yang dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya keinginan
untuk menjalin hubungan khususdengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat
menjurus tindakan penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual. Pada masa
remaja juga ditandai dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji
kemapanan norma yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang
menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun dengan lingkungannya.
Problema berkaitan dengan
perkembangan kepribadian, dan emosional.
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan
identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan
perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal
menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga
mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan
diri yang sebenarnya.Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan
belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun
sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durja atau justru
dia menjadi orang yang berperilaku agresif. Pertengkaran dan perkelahian
seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan emosinya.
Selain yang telah dipaparkan di atas, tentunya masih
banyak problema keremajaan lainnya. Timbulnya problema remaja dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Agar remaja dapat terhindar
dari berbagai kesulitan dan problema kiranya diperlukan kearifan dari semua
pihak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar